FOKUSSATU.ID, KAB BANDUNG - Menjelang babak kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat 2026 yang sudah mulai digelar sejak Mei 2025, sejumlah atlet unggulan Kabupaten Bandung dikabarkan pindah ke daerah lain.
Hal ini menjadikan pertanyaan bagi para pemerhati atau aktivis. Seperti hal nya yang diungkapkan Direktur Eksekutif Jamparing Institute, Dadang Risdal Aziz mempertanyakan ada apa dengan KONI Kabupaten Bandung ?
"Sehingga ambisi Kabupaten Bandung untuk meraih 100 medali emas dan masuk tiga besar dalam ajang Porprov Jawa Barat 2026 diragukan," Ujar Kang Risdal sapaan akrab Dadang Risdal Aziz, Selasa, (27/5/2025).
Baca Juga: Beckham Putra Dipanggil Coach Patrick Kluivert untuk Laga Kualifikasi Piala Dunia
Menurutnya, perpindahan atlet memang bukan hal baru, tapi jika dibiarkan tanpa mitigasi, hal itu bisa merusak pondasi olahraga daerah.
Ia juga menyoroti minimnya perhatian dan komunikasi pengurus terhadap atlet.
“Pengurus KONI dan cabor jangan hanya bangga saat panen medali, tapi lemah saat harus menjaga atletnya. Jangan sampai motif kepindahan karena iming-iming materi atau kenyamanan dari daerah lain. Kalau itu terjadi, bukan tak mungkin gelombang eksodus atlet akan terjadi,” ujarnya.
Salah satu kabar mengejutkan datang dari cabor polo air. Atlet potensial dari cabor ini dilaporkan pindah membela kota lain.
Baca Juga: Seskab Teddy Ungkap Prabowo Support Papua Nugini untuk Gabung ke ASEAN
Padahal, pada Porprov 2022 lalu, tim polo air Kabupaten Bandung berhasil meraih medali perak dan digadang - gadang menjadi penyumbang emas di ajang berikutnya.
Ia menilai bahwa kejadian ini menjadi bukti lemahnya sistem pembinaan dan koordinasi di tubuh KONI Kabupaten Bandung.
“Kalau atlet potensial sampai pindah tanpa bisa dicegah, ini bukan sekadar kabar buruk. Ini bukti nyata KONI lemah dalam merawat aset daerah. Jangan-jangan target 100 emas itu cuma imajinasi belaka,” kritik Kang Risdal tajam, Selasa (27/5/2025) malam.
Padahal, lanjutnya, dari sisi anggaran, Pemkab Bandung telah menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk pembinaan olahraga, termasuk memberikan bonus besar bagi atlet berprestasi.