FOKUSSATU.ID - Spanduk bertuliskan KDM Lain Bapa Aing (KDM Bukan Bapak Saya) terpasang di Jalan L.L. R.E Martadinata, Kota Bandung, Jumat (9/5/2025).
Belum diketahui pihak mana yang memasang spanduk ini. Hanya saja spanduk dengan gambar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) sudah terpampang jelas di sudut jalan tersebut.
Kemungkinan pihak yang memasang spanduk tersebut merupakan orang atau kelompok yang bersebrangan dengan kebijakan KDM.
Baca Juga: Wamendagri Bima Arya dan Bupati Bandung Barat Kunjungi Koperasi Merah Putih di Desa Kertawangi
Seperti diketahui, meski baru dua bulan menjabat sebagai Gubernur, Dedi Mulyadi telah banyak mengeluarkan kebijakan yang dianggap pro kontra.
Beberapa kebijakan KDM bahkan menjadi isu nasional karena dianggap melawan arus seperti larangan study tour dan wisuda bagi anak sekolah, penertiban bangunan liar, alih fungsi lahan ke habitatnya, membongkar aliran dana hibah bagi pesantren, serta efisiensi anggaran untuk media.
Selain itu, terbaru KDM juga mengeluarkan kebijakan masuk barak militer bagi anak-anak nakal.
Baca Juga: Pemkot Petakan Titik Rawan Jalur Konvoi Bobotoh dan Perkuat Pengamanan
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat beberapa kali menegaskan bahwa dirinya akan menjadi sasaran kritikan oleh pihak-pihak yang tidak sejalan dengan programnya.
Namun Dedi pun mempersilahkan kepada siapa pun yang ingin mengkritik kebijakannya asalkan kata Dedi, kritikan tersebut bersifat objektif.
"Pemerintah perlu otokritik. Saya selama ini dikritik tidak pernah habis. Otokritik boleh tapi harus logis,"kata Dedi saat menghadiri Musrenbang Jawa Barat 2025 di Bele Jaya Dewata, Cirebon, baru-baru ini.
Baca Juga: Bupati Bandung Launching Percepatan Sertifikat Masjid dan Madrasah, Gratis
Dedi menyebut, pihaknya tidak anti kritik. Justru Dedi mempersilahkan siapapun untuk mengkritiknya jika kebijakan yang dikeluarkannya dinilai tidak sejalan dengan prinsip pembangunan di Jawa Barat.
Namun mantan Bupati Purwakarta ini menegaskan bahwa kritikan yang disampaikan harus bersifat objektif sebagai sebuah kritikan, bukan bersifat politis ataupun kepentingan pribadi dan kelompok.