FOKUSSATU.ID - Seiring peringatan Hari UMKM Nasional, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan kapasitas UMKM agar dapat naik kelas dalam rangka mendukung pencapaian visi Indonesia Emas di tahun 2045.
Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius mengatakan, saat ini pelaku UMKM mendominasi lebih dari 99 persen dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Di sisi lain pelaku UMKM nasional belum banyak yang terhubung ke dalam rantai pasok industri dan jauh dari akses inovasi teknologi serta akses pembiayaan.
Padahal, kata Yulius, salah satu prasyarat utama untuk mencapai target Indonesia Emas yaitu meningkatkan pendapatan per kapita menjadi 30.300 dolar AS atau setara Rp475 juta per tahun pada tahun 2045 dari saat ini sebesar 4.900 dolar AS. Salah satu strategi untuk meningkatkan pendapatan per kapita adalah dengan mengubah struktur usaha dari mikro menjadi kecil dan kecil ke menengah.
Baca Juga: Semarakan HUT Kemerdekaan RI Ke 79, Warga Dramaga Bogor Ikut Jalan Sehat
"Tantangan kita memang tidak mudah, karena perekonomian yang ditandai dengan adanya krisis pangan, krisis ekonomi, krisis iklim, atau bahkan krisis geopolitik yang melanda dunia," kata Yulius dalam sambutannya pada acara Simposium Hari UMKM Nasional dan MSME Innovation Expo 2024 dengan tema “UMKM Maju Berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, Senin (12/08).
Demi mendorong daya saing dan peran sektor UMKM terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, dibutuhkan ekosistem yang dapat menghasilkan usaha bernilai tambah dan dapat menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Strateginya dengan memastikan pelaku usaha UMKM dapat terhubung dalam rantai pasok atau suplai chain dalam roda bisnis sektor usaha besar.
"Inilah tugas kita bersama, peran dan kolaborasi dari berbagai pihak menjadi hal yang sangat penting guna melengkapi ekosistem usaha rakyat agar dapat tumbuh dan terhubung ke dalam rantai pasok industri nasional dan global," kata Yulius.
Untuk itu KemenKopUKM telah merumuskan tujuh strategi dalam melakukan transformasi pembangunan sektor UMKM dan koperasi untuk mengakselerasi pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Pertama, memperluas akses dan inovasi pembiayaan usaha kemudian kedua, meningkatkan peran UMKM dalam rantai nilai industri.
Baca Juga: Kongres Luar Biasa PWI Akan di Gelar Agustus, Pengurus PWI Provinsi Harus Hadir
Ketiga, melalui pemanfaatan hasil riset dan teknologi. Keempat, perlindungan dan resiliensi usaha. Strategi kelima, dengan penerapan prinsip berkelanjutan pada usaha dan melalui pengembangan kewirausahaan inklusif serta penguatan UMKM halal dan koperasi syariah.
"Sejalan dengan semakin banyaknya pihak-pihak yang berkolaborasi dalam pengembangan dan penguatan UMKM maka semakin banyak dan cepat UMKM kita bisa naik kelas," kata Yulius.
Di tempat yang sama Ketua Umum Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) Cahyadi Joko Sukmono percaya bahwa UMKM masih konsisten menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Untuk menuju Indonesia Emas di tahun 2045, sektor UMKM wajib meningkatkan kontribusinya terhadap PDB nasional.
Dalam mendorong UMKM naik kelas, Cahyadi menyebutkan pentingnya peranan aggregator baik di bawah binaan pemerintah atau swasta. Menurutnya keberadaan aggregator berperan signifikan terhadap percepatan perubahan status UMKM dari informal ke formal atau dari usaha skala mikro ke kecil atau menengah.
"Solusi yang kami usulkan adalah dengan memperkuat aggregator baik itu koperasi, Pemda (pemerintah daerah) hingga peran dari pemerintah desa sehingga dapat lebih optimal dalam mendampingi pelaku UMKM," kata Cahyadi.