FOKUSSATU.ID - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Semarang (UNNES) serta Hetero Space sebagai lembaga inkubator bisnis sepakat mengakselerasi program inkubasi bisnis UMKM untuk menciptakan wirausaha baru.
Sekretaris Kementerian KemenKopUKM Arif Rahman Hakim mengatakan bahwa pemerintah menargetkan penambahan wirausaha baru hingga 1 juta di tahun 2024. Selain itu pemerintah juga membidik target peningkatan rasio jumlah UMKM naik kelas. Untuk itu, KemenKopUKM menggandeng LPPM UNNES dan Hetero Space.
"Kami diberikan tugas salah satunya untuk mewujudkan 1 juta wirausaha produktif dan berbasis teknologi. Kebijakan ini satu kesatuan dengan kebijakan lain seperti kebijakan penciptaan rasio wirausaha mapan melalui program inkubasi bisnis," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim saat melakukan kunjungan kerja ke Semarang, Sabtu (2/3).
Baca Juga: H Andi Zabadi SE Dilantik Menjadi Anggota DPRD Jabar, Lewat Mekanisme PAW
Arif menyebutkan strategi percepatan penumbuhan wirausaha baru dan peningkatan kapasitas usaha dari UMKM salah satunya dengan memproduksi produk/jasa yang diminati pasar. Oleh sebab itu lembaga inkubator juga dapat mengambil peran sebagai market intelijen tanpa menghilangkan peran dalam mendorong UMKM melakukan inovasi.
"Inkubasi bisa dimulai dari pasar yang sudah ada, misal dari produk-produk yang digunakan setiap hari. Saya kira kita akan mampu kalau seandainya kita fokus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari produk kita," kata Arif.
Demi mendorong perluasan pasar, lembaga inkubator perlu membantu UMKM mitra binaannya untuk mengakses E-Katalog. Melalui E-Katalog ini, UMKM bisa menjadi vendor bagi pengadan barang/jasa kementerian/lembaga hingga BUMN karena ada kewajiban alokasi belanja APBN/APBD sebesar 40 persen untuk belanja produk UMKM.
Baca Juga: Tahu Lontong Spesial, Sajian Maknyus di Moment Kumpul Keluarga
Sementara itu, terkait dengan dukungan pembiayaan bagi UMKM khususnya bagi wirausaha pemula, Arif menyarankan agar lembaga inkubator bisa mengakses ke lembaga pembiayaan ventura. Menurutnya, dibandingkan dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan, lembaga ventura lebih cocok dan sesuai dengan profil risiko yang ada.
"Mudah-mudahan melalui lembaga inkubator ini bisa mendorong UMKM naik kelas. Dengan kerja sama ini, kita bisa sama - sama mendesain program yang lebih tepat dan bagus," katanya.
Terkait dengan keberlanjutan program inkubasi, Arif Rahman Hakim berpesan agar UMKM yang diikutsertakan adalah mereka yang sudah memiliki usaha cukup matang hingga matang. Hal ini diperlukan agar proses inkubasi tidak membutuhkan waktu yang lama dan bisa mengubah struktur UMKM yang saat ini didominasi oleh usaha ultra mikro atau mikro. Dengan cara ini diharapkan skala usaha kategori kecil atau menengah bisa bertambah.
"Maka yang perlu diperhatikan proses seleksi (rekrutmen) calon mitra (UMKM) untuk jadi peserta inkubasi. Ini penting agar dalam proses pendampingan tidak butuh waktu terlalu lama sehingga hasilnya bisa lebih kelihatan," kata Arif Rahman Hakim.*** 014
Artikel Terkait
Kemenkop UKM Menekankan Supaya 30 Juta UMKM Onboarding ke Ekosistem Digital, Dibutuhkan Ini
Kemenkop UKM Perkuat Kolaborasi Digitalisasi UMKM bersama Meta Indonesia
Kemenkop UKM Usulkan BPUM Kembali Dilanjutkan Tahun Ini, Penjelasannya Ini
Kemenkop UKM Jatuhkan Sanksi Dalam Pengawasan Khusus kepada KSP FIM dan KSP SB
Terbukti Perkuat Kemitraan PLUT-UMKM, Promedia Teknologi Indonesia Terima Penghargaan dari Kemenkop-UKM