Debat Cawapres Gibran Bertanya Greenflation, Istilah Yang Dianggap 'Receh' Mahfud

photo author
- Senin, 22 Januari 2024 | 22:34 WIB
Greenflation, kenaikan harga akibat peralihan menuju ekonomi hijau (sug)
Greenflation, kenaikan harga akibat peralihan menuju ekonomi hijau (sug)

Jakarta, Fokussatu.id- Debat cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/1/2024) berlangsung seru. Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka kembali melayangkan istilah asing.

Salah satu yang menjadi perbincangan masyarakat, bahkan sempat vira di media sosial adalah greenflation.
"Bagaimana cara mengatasi greenflation? terima kasih," ucap Gibran kepada Mahfud MD.

Mahfud meminta penjelasan lebih lanjut karena dalam aturan debat yang baru tidak diperbolehkan penggunaan singkatan dan istilah yang asing/tak familiar harus diluruskan oleh moderator debat, sebelum dijawab oleh calon yang mendapatkan pertanyaan.

Wali Kota Solo itu kemudian mengatakan bahwa greenflation adalah inflasi hijau. "Sesederhana itu," ujarnya.

Kendati Mahfud MD sempat memberikan penjelasan mengenai inflasi hijau hingga ekonomi sirkuler. Namun jawaban Mahfud dibantah Gibran yang mengaitkan dengan gerakan rompi kuning yang terjadi di Prancis beberapa tahun lalu.
Mendengar tanggapan Gibran, Mahfud MD mengatakan bahwa sang cawapres telah ngawur dengan istilah yang dibawanya.

Baca Juga: Jabar Dapat Hibah 10 Juta Dolar AS dari Korea Selatan untuk Green Public Transportation

“Saya juga ingin mencari jawabannya, ngawur juga. Ngarang-ngarang tidak karuan, mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak ada. Kalau akademis itu, gampangnya kalau bertanya yang gitu-gitu recehan. Oleh sebab itu saya kembalikan saja ke moderator. Ini tidak layak dijawab pertanyaan ini. Tidak ada jawabannya, terima kasih,” kata Mahfud MD.

Greenflation

Greenflation arti harfiah memang inflasi hijau. Kata ini diambil dari green (hijau) dan inflation (inflasi).
Namun berdasarkan Kamus Cambridge, greenflation diartikan sebagai "kenaikan harga akibat peralihan menuju ekonomi hijau"

Greenflation merujuk pada kenaikan harga dan krisis tenaga kerja yang terjadi karena pemerintah mulai melakukan transisi ramah lingkungan.
Hal ini menyebabkan kenaikan harga, karena perusahaan mengeluarkan anggaran lebih untuk melakukan transisi energi.
Sebab transisi energi memang memerlukan biaya yang lebih banyak. Hal ini terlihat dari penggunaan energi hijau yang dianggap masih lebih mahal dibandingkan energi fosil.

Greenflation sendiri merupakan istilah yang menggambarkan naiknya harga barang-barang ramah lingkungan akibat tingginya permintaan terhadap bahan bakunya, namun pasokannya tak mencukupi. Sehingga terjadi inflasi imbas dari transisi energi itu
Mengadaptasi metode produksi dengan teknologi rendah karbon, yang mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca, di satu sisi memerlukan investasi besar dan mahal yang akan meningkatkan biaya marjinal setiap unit yang diproduksi dalam jangka pendek. Di sisi lain, penggunaan energi dari bahan yang lebih langka dan karena itu lebih mahal. Hal ini akan menciptakan tekanan ke atas pada harga.

Green Inflation mengadaptasi metode produksi dengan teknologi rendah karbon, yang mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca, di satu sisi memerlukan investasi besar dan mahal yang akan meningkatkan biaya marjinal setiap unit yang diproduksi dalam jangka pendek. Di sisi lain, penggunaan energi dari bahan yang lebih langka dan karena itu lebih
mahal. Hal ini akan menciptakan tekanan ke atas pada harga.

Transisi energi juga dapat menimbulkan dampak makroekonomi tidak langsung terhadap inflasi. Dalam jangka pendek, dampak-dampak ini sebagian besar akan mendorong kenaikan harga sehingga terjadi inflasi

Dalam jangka menengah dan panjang, transisi energi akan menekan harga energi sehingga bisa terjadi disinflasi. Disinflasi yang berasal dari dampak positif transisi terhadap peningkatan pasokan dan produktivitas dapat menjadi lebih penting.
Semakin cepat dekarbonisasi dimulai, dengan cara yang jelas, bertahap dan didukung, maka dampaknya terhadap gangguan dan inflasi akan semakin moderat, dan dampak positifnya menjadi nyata.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arismen Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Cara Menata Lemari Pakaian agar Lebih Rapi dan Efisien

Jumat, 26 September 2025 | 13:35 WIB
X