FOKUSSATU.ID - Qatar dengan pelatih barunya Sanchez, memiliki kekuatan yang berbeda. Capaian terbaik adalah juara di Asia.
Dari Akademi La Masia Barcelona, kemudian dia di Akademi Aspire yang baru didirikan di Qatar pada tahun 2006, Sanchez dianggap sebagai orang yang mampu mengembangkan dan memimpin generasi muda dari akademi.
Ia membentuk tim inti yang kemudian akan membuat sejarah bagi bangsa Arab. Perlahan tapi pasti, ia memimpin untuk memenangkan Piala Asia AFC U19 pada tahun 2014.
Baca Juga: Qatar vs Ekuador, Laga Perdana Piala Dujia Qatar 2022. Berikut Profil Tuan Rumah Qatar
Sanchez memilih dengan pondasi lima pekain di belakang. Memastikan penjaga gawangnya terlindungi dengan baik. Orang Spanyol itu sering bereksperimen dengan kombinasi yang berbeda di lini tengah dan serangan.
Duo Akram Afif dan Almoez Ali menjadi andalannya. Bisa berpasangan berdua sebagai ujung tombak, atau dengan Ali memimpin lini depan dan Afif bermain melebar di sisi kiti.
Dalam Piala Asia AFC 2019 yang mereka rata-rata hanya menguasai 49 persen permainan, berada di luar sepuluh tim teratas di turnamen. Namun efektif sehingga menjadi juara.
Di Piala Emas 2021 juga sama, hanya menguasai permainan rata-rata 45 petsen, namun mereka mencapai semifinal.
Baca Juga: Jordi dan Sandy Resmi Menjadi WNI. Segera Gabung dengan Timnas Indonesia
Sifat klinis mereka tanpa bola paling baik diwujudkan dengan 39 persen penguasaan bola mereka dalam kemenangan 3-1 di final melawan Jepang dan 49 persen penguasaan bola dalam kemenangan 4-0 atas tuan rumah UEA.
Nah, kondisi itu pun sepertinya masih akan menjadi yaktik Sanchez untuk meredam lawan, dan menyengat melalui serangan balik yang efektif. ***(011)
Artikel Terkait
Sadio Mane Batal Perkuat Senegal di Qatar 2022
Jordi dan Sandy Resmi Menjadi WNI. Segera Gabung dengan Timnas Indonesia
Qatar vs Ekuador, Laga Perdana Piala Dujia Qatar 2022. Berikut Profil Tuan Rumah Qatar