FOKUSSATU.ID, CIMAHI - Debat Publik Kedua Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota kembali digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cimahi di Novena Hotel Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu 20 November 2024.
Dari tiga Pasangan calon (paslon) nampak hadir dalam debat publik tersebut yakni paslon nomor urut 1 Dikdik Suratno Nugrahawan dan Bagja Setiawan, Paslon nomor urut 2 Ngatiyana-Adhitia Yudisthira, serta Paslon nomor urut 3 Bilal-Mulyana.
Debat publiK kali ini mengusung tema Mewujudkan Kota CImahi yang Saluyu Ngawangun Jati Mandiri, dengan sub-tema debat yaitu terkait persoalan daerah, hubungan pusat, dan daerah, serta tata kelola pemerintahan.
Baca Juga: Erwin Gunakan Diksi Paeh Saat Debat Pilwalkot Bandung 2024, Farhan Bereaksi Begini
Calon Wakil Wali Kota Cimahi paslon Nomor Urut 2, Adithia Yudhistira, memaparkan rencana strategis untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Cimahi. Salah satu fokus utamanya adalah transformasi menuju ekonomi hijau atau green business.
Namun, ia menekankan bahwa proses tersebut penuh tantangan dan membutuhkan pendekatan bertahap.
“Kita tidak bisa menyamaratakan intervensinya. Kami memiliki delapan titik intervensi terhadap perkembangan sektor ekraf di Kota Cimahi, mulai dari research and development, pengembangan talenta SDM, modal, infrastruktur, pasar, insentif, hingga hak kekayaan intelektual (HAKI) dan perlindungan kreativitas,” ujar Adithia ke media.
Adithia menuturkan bahwa mengubah sektor ekraf di Cimahi agar berorientasi pada ekonomi hijau merupakan tugas yang tidak mudah dan memerlukan biaya besar.
“Ketika kita berbicara tentang green business, ini adalah proses bisnis berkelanjutan dari hulu ke hilir. Persoalannya, untuk ukuran ekraf di Kota Cimahi menuju ekonomi hijau ini masih sangat berat. Ini menjadi tantangan besar karena transformasi tersebut tidak mudah dan tidak murah,” jelasnya.
Menurutnya, langkah awal yang harus dilakukan adalah memberikan edukasi kepada para pelaku ekraf tentang konsep ekonomi hijau. Selain itu, pendataan mendetail terhadap pelaku ekraf yang bersedia mentransformasi bisnis mereka menjadi ramah lingkungan juga menjadi prioritas.
“Yang dapat kami lakukan di antaranya adalah terlebih dahulu memberikan edukasi kepada pelaku ekraf di Kota Cimahi tentang apa itu green business. Langkah kedua adalah pendataan secara detail terhadap pelaku ekraf yang bersedia mentransformasi usahanya menuju ekonomi hijau,” ungkap Adithia.